Di Balik Kobaran Api, Tersimpan Kisah Pria yang Berjuang Melawan Segala Rintangan

oleh -57 Dilihat
oleh

READIN.ID – PENAJAM — Di balik pesatnya pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), tersimpan kisah-kisah perjuangan para perintisnya. Salah satu nama yang patut dikenang adalah Muhammad Said, sosok yang menjadi saksi mata sekaligus pelaku sejarah dalam pembentukan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) pertama di PPU.

Pria kelahiran 17 Juli 1980 ini mengenang kembali masa-masa awal yang penuh tantangan. Berbekal tekad yang kuat, ia bersama delapan rekannya ikut andil dalam membentuk Damkar saat PPU bersiap menjadi kabupaten.

“Waktu itu PPU mau dibentuk kabupaten, dan setiap kecamatan wajib punya Damkar. Di situlah saya masuk dengan beranggotakan sembilan orang, sampai proses menjadi kabupaten, jadilah kami Damkar kabupaten,” ujar Muhammad Said, saat ditemui di depan kantor Damkar, Senin (15/9/2025).

Awalnya, Muhammad Said atau yang akrab dipanggil made itu mengatakan, fasilitas yang ada sangat terbatas. Kendala utama ada pada kendaraan yang sering rusak dan jumlah personel yang belum memadai. Ia menceritakan momen pertama kali timnya menghadapi kebakaran di Komar. Saat itu, mereka baru selesai menjalani pelatihan dan belum memiliki fasilitas apa pun.

“Waktu awal-awal kejadian pertama itu, kami baru selesai pelatihan. Ada kejadian di Komar, tapi kami belum punya fasilitas. Jadi, akhirnya kami bantu seadanya saja dengan datang secara individu,” katanya. Keterbatasan fasilitas tersebut tak membuatnya menyerah. Ia mengerahkan seluruh tenaga dan inisiatif untuk membantu sebisanya.

 

Loyalitas dan Perjuangan Tanpa Henti

Kesetiaan Made dalam bekerja patut diacungi jempol. Selama perjalanannya, ia beberapa kali dipindah tugaskan. Dari yang awalnya bekerja di Kecamatan, ia kemudian berpindah ke Bagian Pemerintahan, Dinas PU, hingga akhirnya Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol).

“Dari tahun 2001, saya sudah masuk Damkar. Itu kan belum jadi kedinasan. Jadi, saya itu pindah-pindah,” tuturnya.

Perjalanan panjang itu berlanjut saat dibentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada 2014, dan dua tahun kemudian, Dinas Damkar resmi terbentuk.

Semua pengorbanan dan perjalanan yang ia lalui membuahkan hasil. Dari pekerjaannya, Made mendapatkan kesempatan untuk menempuh pendidikan lebih lanjut melalui program Tugas Belajar yang setara dengan perkuliahan.

Pria yang memulai hidup dari keterbatasan ekonomi ini tidak pernah berhenti berjuang. Sejak masih sekolah, ia sudah bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

“Saya Sekolah Dasar (SD) 16 PPU, setelah lulus, masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 PPU, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 PPU,”ungkapnya.

“Ya, kita juga bukan orang yang berada. Jadi dulu itu kita bantu orang tua juga bekerja, hasil yang kita dapat hari ini, ya itu yang dipakai makan hari ini juga,” tambahnya.

Dari perjalanan hidupnya, Made selalu berpegang teguh pada prinsip profesionalisme yang tinggi. Ia percaya bahwa apa yang dilakukan dengan baik akan membawa hasil yang baik pula di masa depan. Ia memberikan pesan motivasi bagi anak-anak muda yang sedang mencari jati diri.

“Tempuhlah jalur yang memang kamu senangi dan cari tahu kelebihanmu di mana, menjalani hidup dan pekerjaan akan terasa lebih baik jika sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki,” tutupnya.(*saf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *