Sosok di Balik Jabatan Kabid Trantibum PPU: Rakhmadi dan Pengabdiannya untuk Masyarakat

oleh -798 Dilihat
oleh

READIN.ID – PENAJAM – Di balik sosok tegas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), ada figur yang dikenal rendah hati dan berjiwa pengabdian. Ia adalah Rakhmadi, Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Trantibum) Satpol PP PPU, sekaligus Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten PPU.

Lahir di Pasir Belengkong pada 19 Oktober 1978, Rakhmadi tumbuh dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi nilai disiplin dan pendidikan. Ia merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara. Sejak kecil, hidupnya telah ditempa oleh ayahnya—seorang aparatur sipil negara (ASN) sekaligus petani—agar mandiri dan bertanggung jawab.

Kehilangan ibu di usia sembilan tahun menjadi titik balik dalam hidupnya. Sosok sang ayah yang harus merangkap peran sebagai ibu dan ayah menanamkan nilai berharga tentang perjuangan dan keteguhan hati.

“Ayah saya selalu menekankan pentingnya pendidikan. Beliau tidak meninggalkan harta, tapi menitipkan ijazah dan ilmu sebagai bekal hidup,” kenangnya.

Perjalanan Panjang di Dunia Pemerintahan

Rakhmadi menempuh pendidikan di SDN 001 Pasir Belengkong (1990), SMPN 1 Pasir Belengkong (1993), dan SMAN 1 Tanah Grogot (1996). Setelah sempat bekerja di sektor swasta, ia melanjutkan studi di IAIN Antasari dan meraih gelar sarjana pada 2002.

Karier ASN-nya dimulai pada 2010 setelah lulus seleksi CPNS dan ditempatkan di Kabupaten PPU. Sejak itu, ia menapaki berbagai posisi lintas bidang. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Pleton Satpol PP (2010–2014), Kasubag Pendidikan dan Keagamaan di Bagian Kesra Setkab PPU (2014–2018), Lurah Waru (2018), hingga bertugas di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2019).

Tahun 2020, ia dipercaya menjadi Kasubag Program dan Keuangan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, kemudian Sekretaris Camat Penajam (2023), sebelum akhirnya kembali ke Satpol PP dan menduduki jabatan Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum (2024–sekarang).

Selain di pemerintahan, Rakhmadi aktif dalam organisasi keagamaan dan kepemudaan. Ia pernah menjabat Ketua BKPRMI Kabupaten PPU (2015–2020), serta masih mengemban amanah sebagai Sekretaris Umum MUI PPU selama dua periode berturut-turut sejak 2015.

Prinsip Hidup: Ilmu adalah Cahaya

Dalam menjalani setiap penugasan, Rakhmadi berpegang pada prinsip sederhana: keberhasilan bukan ditentukan oleh tempat bekerja, melainkan oleh sikap dan kemampuan beradaptasi.

“Saya selalu berpedoman pada Al-ilmu nurun, ilmu adalah cahaya. Jika kita mampu menjadi cahaya bagi rekan kerja, maka kita akan bersinar di mana pun berada,” ujarnya mantap.

Menjadi Kabid Trantibum tentu tidak mudah. Ia menyadari Satpol PP kerap berada di posisi dilematis—serba salah di mata masyarakat.

“Ketika tidak melakukan penertiban, kita dianggap tidak bekerja. Tapi saat menegakkan peraturan, kita dicap keras. Jadi, kuncinya hanya keikhlasan. Kalau niatnya baik, insyaallah semua bernilai ibadah,” tuturnya.

Baginya, peran Satpol PP bukan untuk menakut-nakuti, melainkan mengedukasi masyarakat agar tertib dan patuh terhadap peraturan daerah. Ia menegaskan bahwa bidang yang dipimpinnya selalu mengedepankan pendekatan humanis, persuasif, dan edukatif, agar penegakan perda tidak hanya memberi efek jera, tetapi juga menumbuhkan kesadaran bersama.

Teladan dari Sang Ayah dan Pesan untuk Generasi Muda

Di luar pekerjaannya, Rakhmadi adalah seorang ayah dari empat anak yang menjadi sumber semangatnya. Nilai disiplin dan tanggung jawab yang dulu ditanamkan ayahnya, kini ia turunkan kepada anak-anaknya.

Sosok ayahnya, kata Rakhmadi, adalah guru terbaik dalam hidup. Seorang figur yang tegas, sabar, dan istiqamah.

“Ayah tetap teguh membesarkan kami setelah ibu meninggal. Beliau menanamkan prinsip bahwa pendidikan adalah warisan paling berharga melebihi harta benda,” tuturnya haru.

Kepada generasi muda, terutama di era pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Rakhmadi berpesan agar tidak berhenti belajar dan terus mengasah keterampilan.

“Bekali diri dengan ilmu dan skill. Jangan hanya jadi penonton di tanah sendiri. Cintai dan tekuni pekerjaanmu, serta bertanggungjawablah pada setiap amanah,” pesannya.

Ia juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan sebagai cermin masyarakat maju.

“Kalau masyarakat tertib, kehidupan akan damai. Satpol PP tidak perlu sering turun tangan untuk menegakkan sanksi,” katanya.

Menikmati Proses, Bukan Mengejar Jabatan

Meski telah menapaki perjalanan panjang di dunia birokrasi, Rakhmadi tak memiliki ambisi berlebihan. Ia lebih memilih menikmati proses dan menjalankan pengabdian dengan hati yang tenang.

“Manusia hanya bisa berencana, tapi Allah yang menentukan. Semua sudah tertulis di Lauh Mahfuz,” ucapnya dengan senyum penuh ketulusan.

Bagi Rakhmadi, jabatan hanyalah amanah sementara. Yang terpenting adalah bagaimana meninggalkan jejak baik dan manfaat bagi masyarakat. (*lov/ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *