READIN.ID – PENAJAM – Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron, menanggapi soal belum terlaksananya program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Benuo Taka.
Menurutnya, hingga kini program tersebut masih dalam tahap uji coba di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di Sleman, Yogyakarta.
“Di Indonesia belum ada yang terlaksana secara penuh, yang ada itu baru uji coba-uji coba saja, itu pun masih spot-spot,” kata Thohiron, Rabu (21/5/2025).
Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diperoleh saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke Sleman, Yogyakarta, baru terdapat sembilan dapur umum yang melayani program MBG di daerah tersebut. Satu dapur umum disebut mampu melayani hingga 3.500 penerima manfaat.
“Kalau nanti kebijakan ini diterapkan secara nasional, apakah langsung dipukul rata, termasuk di PPU? Itu masih belum jelas. Tapi informasinya, pelaksananya nanti adalah Badan Gizi Nasional yang akan bekerja sama dengan masyarakat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Thohiron menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan program MBG nantinya, masyarakat akan dilibatkan sebagai mitra dalam penyediaan bahan pangan bergizi seperti telur, tahu, tempe, dan sayuran.
“Untuk di PPU sendiri, sampai saat ini saya belum mendapat informasi kapan program ini akan dimulai. Termasuk di Kalimantan Timur pun belum ada kabar,” ucapnya.
Thohiron juga menyoroti tantangan teknis dalam pelaksanaan program di wilayah PPU, terutama terkait jangkauan distribusi makanan dari dapur umum ke seluruh kelurahan.
“Kalau di Jawa, 3.500 penerima itu bisa dijangkau karena jaraknya relatif dekat. Tapi kalau di Penajam, misalnya satu dapur di Kelurahan Penajam, apa bisa jangkau sampai ke Kelurahan Riko? Siapa yang akan mengantar dan jam berapa sampai? Ini hal-hal teknis yang perlu dipikirkan oleh pemerintah pusat,” tutupnya.
Program MBG merupakan salah satu inisiatif nasional untuk mendukung gizi anak sekolah, namun pelaksanaannya masih menunggu kesiapan infrastruktur dan kebijakan dari pemerintah pusat.(*ara/adv)