Kisah Agus Dahlan, Ketekunan Seorang Mantan Pedagang Es Menjadi Pejabat Daerah

oleh -42 Dilihat
oleh

READIN.ID – PENAJAM – Perjalanan hidup kerap kali tak terduga, penuh liku, dan membentuk pribadi yang tangguh. Demikianlah kisah Agus Dahlan, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Di balik jabatannya saat ini, tersimpan sekelumit cerita masa lalu yang penuh perjuangan dan ketekunan, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah terbentuknya PPU.

Agus Dahlan tak serta merta berada di posisinya sekarang. Ia melewati serangkaian proses kehidupan yang berat, namun ia selalu memegang teguh prinsip kerja keras dan semangat pantang menyerah. Baginya, hidup adalah tantangan yang harus dihadapi dengan terus meningkatkan diri, bahkan di usia senja sekalipun.

“Ya hidup memang akan selalu ada tantangan, tapi bagaimana kita bisa melewati itu dengan baik, yaitu dengan kerja keras. Walaupun kita sudah tua juga harus tetap upgrade diri sendiri,” ucap Agus Dahlan saat ditemui di kantor Kesbangpol, Kamis (10/7/2025).

Semangatnya yang membara, tak ingin kalah dengan energi anak muda, yang menjadi kunci setiap langkahnya. Agus Dahlan mengatakan, kemandirian telah tertanam dalam dirinya sejak kecil. Lahir dan besar di dekat pelabuhan Penajam, ia tumbuh di tengah keterbatasan ekonomi. Namun, takdir yang ia miliki tak pernah membuatnya merasa iri. Sejak dini, ia sudah berjualan keliling, mulai dari es hingga makanan kecil lainnya. Baginya, pekerjaan itu adalah jalan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Semangat kerjanya terus bertambah seiring bertambahnya usia. Saat remaja, ia beralih profesi sebagai pengemudi speedboat, pekerjaan yang ia lakoni di sela-sela kesibukan sekolah.

“Saya juga zaman dulu itu pernah yang namanya jualan sana sini, jual es jual makanan dan sebagainya. Terus itu saya juga bawa speedboat, kalau habis sekolah itu saya narik speed sampai malam biasa,” katanya.

Melihatnya dengan jabatan yang diemban sekarang, mungkin tak banyak yang menyangka beratnya masa lalu yang pernah ia hadapi. Namun, Agus tak pernah melihatnya sebagai beban, melainkan sebuah proses yang ia jalani dengan penuh suka cita.

Merajut Karier, dari Guru hingga Kepala Kesbangpol

Setelah menuntaskan pendidikan, Agus Dahlan tak berhenti mencari peluang. Ia sempat menjadi guru, sebuah profesi yang mengajarinya banyak hal tentang kesabaran menghadapi beragam karakter siswa. Tantangan itu justru membentuknya.

Dari dunia pendidikan, ia ditarik ke Dinas Pendidikan (Disdik) pada tahun 2007 hingga 2010. Setelah itu, ia mutasi ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) selama kurang lebih empat tahun. Kemudian, pada 2014, ia berpindah lagi ke Dinas Ketenagakerjaan selama sekitar lima tahun.

“Sempat mengikuti assessment dan lolos. Pada tahun 2019, akhirnya saya dilantik menjadi Kepala Badan Kesbangpol yang sampai saat ini masih menjabat,” tuturnya.

Perjalanan yang tidak mudah, namun ketekunan dan kerja kerasnya berhasil mengantarkannya hingga di titik ini.

Saksi Hidup Sejarah Pembentukkan PPU

Lebih dari sekadar seorang pejabat, Agus Dahlan adalah salah satu tokoh penting yang menjadi saksi hidup dalam terbentuknya Kabupaten PPU. Kenangan masa lalu terkait perjuangan pemekaran daerah itu mengalir deras dalam ingatannya, menjadikan setiap proses yang dilalui terasa semakin bermakna.

“Kebetulan saya adalah salah satu tim yang ikut dalam membentuk Kabupaten PPU. Dulu saya anggota tim dalam pemekaran itu, sambil mengajar di sekolah,” kenang Agus.

Ia turut ambil bagian dalam sejarah terbentuknya PPU, yang kini telah menjelma menjadi kota yang indah dengan beragam budaya. Agus menceritakan, tim perencanaan pemekaran PPU mulai bergerak sekitar tahun 2000-an.

“Ketua dari tim sukses itu adalah Pak Harimudin Rasyid. Kita sama-sama pada saat itu memulai kegiatan perencanaan pada tahun 2000-an kalau enggak salah. Terus sudah mulai rapat-rapat sampai di 2002 itu ada putusan dari pemerintah pusat, muncullah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang pemekaran itu,” jelasnya.

Begitu besar jasa yang telah ia berikan kepada PPU. Ia terus melangkah dengan segenap jiwa dan raga, tak pernah gentar dan selalu mau belajar. Kisah hidup Agus Dahlan adalah cerminan betapa indahnya perjalanan hidup yang penuh warna, di mana setiap pelajaran membawa seseorang hingga di titik ini.

Untuk generasi muda Penajam Paser Utara, Agus Dahlan menitipkan pesan, yakni “Tidak ada yang bisa kita kerjakan atau laksanakan jika kita tidak mau berusaha dalam meraihnya.” Pesan ini adalah isyarat bagi anak muda untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam setiap proses kehidupan. Kisah Agus Dahlan menjadi bukti nyata bahwa perjalanan panjang dan berliku bukanlah penghalang, melainkan tangga menuju puncak kesuksesan.(*saf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *