READIN.ID – PENAJAM — Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kini memprioritaskan pembenahan Badan Usaha Milik Daerah (Perumda), termasuk Perumda Benuo Taka Wailawi (BTW), agar mampu memberikan kontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bupati PPU Mudyat Noor menegaskan, langkah pembenahan tersebut merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan fiskal, terutama akibat berkurangnya Transfer ke Daerah (TKAD) dari pemerintah pusat.
“Instruksi untuk BTW itu jelas — di tengah kondisi TKAD yang menurun, kita harus bisa mengoptimalkan perumda agar menghasilkan PAD. Karena beberapa tahun terakhir BTW belum berjalan efektif, maka perlu dilakukan pembinaan supaya bisa memberi sumbangsih nyata bagi daerah,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Menurut Mudyat, dengan keterbatasan keuangan daerah, perumda diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Pemerintah daerah tak ingin terus bergantung pada dana transfer maupun eksploitasi sumber daya alam yang tidak berkelanjutan.
“Semua perumda menghadapi tantangan yang sama. Karena itu, kita harus mengaktifkan mereka agar bisa berkontribusi terhadap PAD. Ke depan, kita akan menyusun program bersama untuk meningkatkan pendapatan daerah dengan melibatkan seluruh stakeholder, baik pemerintah maupun swasta,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan perumda dalam memperkuat ketahanan ekonomi daerah. Pemerintah daerah juga akan mendorong pembentukan program kolaboratif agar PPU dapat mandiri secara finansial.
“Kita ingin daerah ini bisa mandiri, bisa menghidupi dirinya sendiri. Nanti kita buat beberapa program dan pertemuan dengan pihak ketiga, seperti perusahaan yang ada di wilayah ini, untuk melibatkan perumda dalam berbagai kegiatan mereka,” ungkapnya.
Mudyat menambahkan, seluruh kerja sama yang dilakukan akan tetap berlandaskan prinsip profesionalisme dan efisiensi, agar tidak merugikan pihak mana pun.
“Kita tidak ingin ada yang dirugikan. Prinsipnya, kita bekerja profesional. Yang utama adalah melibatkan perumda dan masyarakat PPU,” tegasnya.
Ia menargetkan agar hasil pembenahan dapat menjadikan perumda lebih produktif dan berdaya saing, sehingga mampu menopang pembangunan daerah secara mandiri.
“Kita ingin perumda bisa memiliki PAD yang besar, minimal mampu menghidupi dirinya sendiri, dan kemudian memberi sumbangsih untuk pembangunan yang lebih besar. Karena kalau terus berharap dari TKAD atau sumber alam, kita tidak tahu sampai kapan bisa bertahan,” ujarnya.
Sebagai penutup, Mudyat menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus melakukan pembinaan terhadap seluruh perumda di PPU.
“Kita ingin memaksimalkan potensi yang ada, terutama dengan melibatkan perusahaan-perusahaan di daerah ini agar perumda bisa berperan aktif. Prinsipnya, kerja profesional dan manfaatnya harus dirasakan masyarakat PPU,” pungkasnya.(*lov/ara)






