PPU Tingkatkan Literasi Digital Pelajar Lewat Program Menulis dan Riset Berbasis Teknologi

oleh -731 Dilihat
oleh

READIN.ID – PENAJAM — Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) kembali menghadirkan inovasi pendidikan melalui program “Menulis Bersama Perpustakaan (MIS BAPER) Serial Sekolah Karya Ilmiah Pelajar (SKRIP) 2025”. Program ini dirancang untuk memperkuat kemampuan literasi digital sekaligus mengasah keterampilan menulis ilmiah bagi pelajar.

Kepala Dispusip PPU, Yusuf Basra, mengatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu upaya strategis dalam memanfaatkan teknologi daring guna memperluas akses belajar. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar menyusun karya ilmiah, tetapi juga berlatih menyampaikan hasil penelitian secara virtual.

“Anak-anak bukan hanya dilatih menulis, tetapi juga mempresentasikan karya mereka di ruang digital. Tahun ini kami bahkan mengundang juri dari Arab Saudi yang hadir melalui Zoom. Ini memberikan perspektif internasional bagi para peserta,” ujar Yusuf.

Program SKRIP 2025 menyasar pelajar SMA/SMK untuk penulisan karya ilmiah, sementara siswa SD dan SMP diarahkan mengikuti kompetisi literasi lain, seperti lomba mendongeng atau membuat resensi buku. Seluruh peserta menjalani proses pelatihan menulis selama tiga bulan, disusul tahap penyempurnaan naskah sebelum dipresentasikan.

Salah satu keunggulan program ini adalah peluang publikasi karya peserta pada jurnal nasional, termasuk jurnal yang terindeks SINTA. Yusuf menilai kesempatan ini sangat penting dalam membangun rekam jejak akademik pelajar sejak dini.

“Publikasi di jurnal ilmiah adalah nilai tambah yang tidak semua siswa miliki. Ini bisa membantu mereka saat masuk perguruan tinggi,” tambahnya.

Proses pendaftaran program dilakukan sepenuhnya secara digital melalui Google Form. Tahun ini jumlah peserta dibatasi hingga 30 siswa, yang berasal dari lima sampai enam sekolah. Menurut Yusuf, sistem daring membantu efisiensi biaya sekaligus memudahkan penyesuaian jadwal dengan kegiatan sekolah.

Dispusip juga memberikan ruang kebebasan tema bagi peserta. Pelajar dapat meneliti beragam fenomena yang mereka temui sehari-hari, termasuk tren game Mobile Legends hingga isu kesehatan mental akibat penggunaan gawai.

“Topik seperti itu membuat karya ilmiah lebih dekat dan relevan dengan pengalaman mereka sendiri,” jelas Yusuf.

Melalui program yang terus berkelanjutan ini, Dispusip berharap budaya meneliti, berpikir kritis, dan berkreasi di ruang digital dapat tumbuh kuat di kalangan pelajar PPU. Tujuannya bukan hanya menghasilkan karya, tetapi juga menyiapkan generasi yang siap menembus persaingan akademik dan dunia kerja di era serba digital. (adv/ran/ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *