READIN.ID – PENAJAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat ada 22 kasus suspek campak yang tersebar di seluruh kecamatan hingga September 2025. Dari total laporan tersebut, satu kasus telah dikonfirmasi positif melalui uji laboratorium.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes PPU, Sri Temu, merinci status dari 22 kasus tersebut.
Menurutnya, selain satu kasus yang positif, sembilan kasus lainnya dinyatakan negatif. Sementara itu, enam sampel masih menunggu hasil dan enam sampel lainnya sedang dalam proses pengiriman untuk diuji.
Sri menjelaskan, seluruh sampel harus dikirim ke laboratorium di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh kekosongan reagen uji di Provinsi Kalimantan Timur.
“Karena reagen di Kalimantan Timur sedang kosong, maka semua sampel harus dikirim ke laboratorium Banjarbaru,” kata Sri Temu, Kamis (18/9/2025).
Ia mengungkapkan, kasus-kasus suspek campak ini tersebar di seluruh wilayah kerja puskesmas, antara lain Puskesmas Penajam (4 kasus), Maridan (4 kasus), Sepaku 1 (4 kasus), Petung (3 kasus), Sepaku 3 (3 kasus), Babulu (2 kasus), serta Sebakung dan Sotek masing-masing satu kasus.
Terkait satu kasus yang terkonfirmasi positif di wilayah Puskesmas Sepaku 3, Sri menyatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan epidemiologi. Petugas surveilans langsung turun untuk menelusuri riwayat imunisasi pasien dan melacak potensi penularan di lingkungan sekitarnya.
“Dari hasil penyelidikan, tidak ditemukan adanya penularan lain. Jadi memang murni satu kasus itu saja,” ujarnya.
Menyikapi temuan ini, ia kembali menegaskan pentingnya imunisasi untuk menekan penyebaran penyakit. Pemerintah berharap cakupan imunisasi campak dapat mencapai 100 persen.
“Dengan begitu anak-anak kita terlindungi dari penyakit campak, dan kasus bisa ditekan seminimal mungkin,” pungkasnya.(*lov)






