READIN.ID – PENAJAM — Di balik sosok Wakil Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Waris Muin, berdiri seorang perempuan yang tidak hanya menjadi pendamping setia, tetapi juga pribadi yang mandiri, produktif, dan penuh dedikasi. Dialah Indrayani, perempuan kelahiran Balikpapan, 25 Februari 1992, yang dikenal aktif di berbagai bidang.
Hampir satu dekade membina rumah tangga dengan perbedaan usia 23 tahun, Indrayani melihat suaminya sebagai figur bijaksana yang selalu memberi dukungan penuh.
“Bagi saya, suami itu luar biasa. Beliau bertanggung jawab dan selalu support apa pun yang menjadi keinginan saya,” tutur Indrayani.
Meski menyandang status sebagai istri wakil bupati, Indrayani tak hanya berdiam diri. Ia adalah seorang dosen tetap Universitas Balikpapan (Uniba) dengan kepakaran di bidang kewirausahaan. Dunia pendidikan adalah impian masa kecilnya yang kini ia jalani dengan sepenuh hati.
Selain itu, kesibukannya juga merambah ke berbagai organisasi publik. Indrayani saat ini menjabat sebagai Sekretaris Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Ketua Forum Kabupaten Sehat PPU, dan wakil ketua dekranasda. Ia juga aktif sebagai wakil bunda PAUD dan kepala biro humas Uniba.
“Semua aktivitas ini saya lakukan dari hati nurani, sesuai passion saya. Sebab saya senang bertemu banyak orang. Menyambung silaturahmi itu kan memperpanjang umur dan banyak rezeki. Saya percaya setiap kegiatan adalah bagian dari pengabdian,” katanya.
Menjaga Keseimbangan Antara Peran Publik dan Domestik
Dengan jadwal yang padat, Indrayani tetap memprioritaskan perannya di rumah. Ia berusaha hadir dalam setiap perjalanan dinas sang suami, mendampinginya di berbagai kesempatan, namun tetap mengutamakan waktu bersama keluarga.
“Kadang jadwal kami berbeda arah, tapi sebisa mungkin saya kembali secepatnya. Perempuan dengan peran publik harus tahu kapan menjadi putri, kapan menjadi istri, dan kapan menjadi ibu. Semua ada porsinya,” ujarnya.
Indrayani tak menampik adanya tantangan. Tubuhnya yang mudah lelah membuatnya harus pandai menjaga diri. Namun, ia memilih untuk tetap menjalani aktivitas dengan penuh semangat. Baginya, rasa capek adalah hal yang manusiawi, tetapi pengalaman masa lalu mengajarinya untuk selalu bersyukur.
Sebagai istri wakil bupati, Indrayani menyadari perannya tak berhenti di ranah domestik. Ia ingin menjadi penyeimbang sekaligus partner berpikir suaminya. Obrolan ringan di rumah sering kali menjadi ruang diskusi untuk bertukar pandangan tentang isu-isu masyarakat.
Indrayani kerap menawarkan sudut pandang lain, memanfaatkan pengalamannya hampir empat tahun sebagai tim pakar di DPR. Pengalaman ini membuatnya mampu memberi masukan yang relevan dalam dunia pemerintahan.
“Kami sering beda pandangan, tapi itu wajar. Dunia politik itu dinamis, tidak ada hal yang mustahil. Yang penting kami saling menjaga dan melengkapi,” ucapnya.
Dirinya menegaskan bahwa hidup adalah tentang pilihan. Ia percaya, risiko sebesar apa pun akan sebanding dengan hasil yang diraih.
“Yang penting kita jalani hari ini dengan sebaik-baiknya, bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain,” pungkasnya.
Di sela rutinitasnya, ia menyempatkan diri menonton Netflix atau drama untuk melepas penat. Bagi Indrayani, kunci hidup bahagia ada pada rasa syukur, keseimbangan, dan kemauan untuk terus belajar.(*lov)







