READIN.ID – PENAJAM – Setiap jejak langkah manusia adalah untaian kisah, penuh dengan proses dan pelajaran. Demikian pula perjalanan Thohiron, seorang pria yang kini menjadi wakil rakyat di Penajam Paser Utara (PPU), tak lepas dari liku-liku pengabdian yang membentuknya hingga sampai di titik ini.
Ditemui di kantor DPRD PPU pada Senin (14/7/2025), Thohiron menuturkan awal mula ia menginjakkan kaki di tanah Penajam. Ia tiba sebagai Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul Hikmah di kawasan Nipah-Nipah. Thohiron menjadi kepala sekolah pertama di lembaga pendidikan swasta yang kini terbilang sukses di PPU tersebut.
“Saya awal-awal masuk di Penajam ini jadi kepala sekolah di SD IT Nurul Hikmah. Saya di sana kurang lebih 8 tahun. Jadi, saya merasakan suka dukanya itu ya karena masih baru sekolahnya, jadi di situlah tantangannya,” kata Thohiron.
Membangun sekolah dari nol bukan perkara mudah. Namun, tantangan itu tak menjadi penghalang bagi Thohiron. Delapan tahun masa baktinya sebagai kepala sekolah adalah bukti nyata kepercayaan yang diberikan kepadanya, serta dedikasinya dalam dunia pendidikan.
Sebelum berlabuh di PPU, Thohiron memiliki riwayat pengabdian yang tak kalah panjang di Balikpapan. Di kota tersebut, ia juga berprofesi sebagai guru.
“Saya dulu di Balikpapan juga menjadi guru di SMK Airlangga,” ujarnya. Ia mengabdi di sana selama kurang lebih 10 tahun.
Menjadi seorang guru memang memerlukan kesabaran dan ketelatenan ekstra. Thohiron membuktikan dirinya mampu menjalankan profesi mulia itu dengan sangat baik. Cara ia menyampaikan materi pelajaran dan menyikapi pertanyaan mencerminkan kesabaran yang patut dicontoh. Sifat-sifat inilah yang kelak akan menopangnya dalam mengemban tugas sebagai wakil rakyat.
Merantau dari Lamongan ke Kalimantan, Mengukir Jejak Politik
Thohiron lahir di Lamongan pada 5 Agustus 1972. Pendidikan dasarnya ditempuh di Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan SMA PGRI 12, semuanya di Lamongan.
“Setelah itu, 1996 akhir saya merantau ke Kalimantan, tepatnya di Balikpapan. Di Balikpapan, saya melanjutkan kuliah di Ibnu Khaldun. Saya ambil jurusan Sentral Pendidikan Bisnis (SPB) selama 1 tahun pada tahun 1997. Kemudian antara 2002 dan 2003, saya masuk Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI),” ungkapnya.
Perjalanan dari Lamongan ke Kalimantan ini berbuah manis. Dari seorang pendidik, Thohiron kini berhasil menduduki kursi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di PPU.
Berbagai macam proses dan tantangan telah dihadapinya. Namun, semangat pengabdiannya tak pernah pudar, membawanya sampai pada titik ini. Tak terasa, ia telah menjabat selama tiga periode di kursi dewan, mengabdikan diri di DPRD PPU sejak tahun 2014.
Waktu yang tidak sebentar ini menjadi penanda kepercayaan besar masyarakat kepadanya. Thohiron menjadi penyambung harapan, terus memimpin, dan memberikan bukti nyata bagi konstituennya.
Kisah Thohiron adalah cerminan bahwa pengabdian dan ketulusan akan melahirkan kepercayaan. Seperti pepatah, “kepercayaan akan lahir ketika bukti ada di depan mata,” dan Thohiron telah membuktikannya.(*saf)