Kisah Kuncoro Kepala BPBD PPU yang “Miskin Kata, Kaya Tindakan”

oleh -55 Dilihat
oleh

READIN.ID – PENAJAM – Di tengah hiruk pikuk Penajam Paser Utara (PPU) yang terus berbenah menyambut Ibu Kota Nusantara (IKN), ada sosok yang memilih bekerja dalam senyap, namun dampaknya terasa luas bagi masyarakat. Ia adalah Muhammad Sukadi Kuncoro, atau akrab disapa Kuncoro, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU.

Genap setahun menjabat, Kuncoro telah menjelma menjadi garda terdepan dalam setiap persoalan bencana di PPU. Ia tak banyak bicara soal target atau capaian, namun tangannya tak pernah diam saat warga membutuhkan. Baginya, menolong sesama adalah bagian tak terpisahkan dari hidupnya.

“Saat ini pekerjaan yang saya jalani sangat berkesan, karena kita membantu orang dan membuat orang tersenyum, hati kita merasa bahagia,” ujar Kuncoro, ditemui di depan kantor BPBD, Rabu (9/7/2025). Kala itu, ia bahkan sedang memegang cangkul, mengerjakan sesuatu di halaman kantornya, namun senyum tak lekang dari wajahnya.

Menikmati Suka Duka dalam Pengabdian Kemanusiaan

Menjadi pengayom masyarakat di tengah ancaman bencana tentu bukan tugas ringan. Namun, Kuncoro menjalaninya dengan penuh sukacita, tanpa kekhawatiran berlebih tentang masa depan. Filosofinya sederhana: suka dinikmati, duka pun harus dinikmati.

“Hidup harus tetap berjalan ke depan dengan sebaik-baiknya,” katanya. Ia percaya, rintangan bukanlah penghalang, sebab hidup memang tidak selalu bisa berjalan seperti yang diinginkan. “Cobalah mensyukuri nikmat yang diberikan, jadilah orang yang berguna dalam hidup. Jika tidak bisa, setidaknya kamu berguna untuk dirimu sendiri,” lanjutnya.

Di BPBD, Kuncoro menemukan kepuasan yang mendalam. “Kita adalah pelayan masyarakat. Setiap dinas itu pasti selalu ada sisi lebih dan kurangnya, tapi di BPBD ini kan kita betul-betul menjadi atau menjalankan tugas kemanusiaan,” tuturnya.

Ia menjelaskan, membantu korban banjir, tanah longsor, atau bencana lainnya, membawa kebahagiaan tersendiri. “Ketika kami bisa menolong, itu menjadi kepuasan tersendiri dengan memberikan senyuman kepada masyarakat yang terdampak bencana,” katanya.

Baginya, takdir adalah bagian dari perjalanan. “Kita nikmati saja suka dukanya, karena ada takdir yang memang kita sudah berusaha tapi ternyata itu bukan takdir kita, kan ya sudah nikmati saja. Artinya kita tidak berdiam diri karena sifat manusia itu adalah berikhtiar,” sambungnya.

 

Prinsip Jenderal Sudirman dan Perjalanan Karier

Kuncoro tak pernah ambil pusing soal penilaian orang terhadap dirinya. Baginya, yang terpenting adalah bisa menolong dan berguna bagi masyarakat dengan segala kemampuan yang ia miliki. Ia menyerahkan sepenuhnya penilaian kepada masyarakat.

Dalam menjalankan tugasnya, Kuncoro selalu berpegang teguh pada prinsip yang pernah diucapkan Jenderal Sudirman, pahlawan nasional. “Gimana kiprah kita dalam menjadi pengayom masyarakat, biar masyarakat itu sendiri yang menilai. Saya selalu berpedoman pada prinsipnya Bapak Jenderal Sudirman, pahlawan kita : sebaik-baiknya tempat adalah di tengah-tengah pasukan. Intinya itulah yang saya lakukan sekarang,” jelasnya lugas.

Sebelum menjabat Kepala BPBD, Kuncoro telah melalui perjalanan karier yang panjang dan beragam. “Saya ini kan orang kampung, ya. Lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) saya kuliah ke Jawa, tepatnya di Kediri, Universitas Kediri,” ia mulai bercerita. Lulus pada tahun 1995, ia sempat bekerja di perusahaan perkebunan.

Tahun 1997, Kuncoro mengikuti tes Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan diterima pada 1 Maret 1998. “Ditugaskan ke Sepaku, empat tahun saya di Sepaku kemudian pemekaran di PPU akhirnya saya pindah ke sini,” kenangnya.

Dari sana, ia berpindah-pindah posisi. “Pada saat itu saya masuk di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), itulah awal karier saya di PPU. Kemudian setelah itu saya pindah ke Bagian Ekonomi, kemudian juga pernah jadi Kepala Bidang (Kabid) Kominfo, terus Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi. Setelah itu menjadi Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Perindagkop), kemudian mutasi ke Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), dan pada tahun 2024 saya akhirnya dimutasi ke BPBD sampai sekarang,” pungkasnya.

Kuncoro menjalani semua lika-liku kariernya dengan rasa syukur yang besar dan selalu berpikir positif. Di akhir wawancara, dengan senyum dan raut bahagia yang terpancar jelas di wajahnya, ia menegaskan kembali prinsip hidupnya adalah “Miskin kata-kata, kaya tindakan.” Kalimat itu merangkum dedikasi besar dan tulus yang ia curahkan untuk masyarakat PPU.(*saf)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *