READIN.ID – PENAJAM – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) diharapkan dapat memberi peluang luas bagi masyarakat lokal di berbagai sektor, termasuk penyerapan tenaga kerja. Namun, Anggota Komisi I DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Bijak Ilhamdani, menilai keterlibatan masyarakat lokal sejauh ini masih minim.
Menurut Bijak, minimnya penyerapan tenaga kerja lokal ini merupakan persoalan klasik yang sejak awal sudah menjadi kekhawatiran.
“Ya saya pikir ini persoalan klasik yang dari awal memang menjadi kekhawatiran bahwa sendi-sendi pembangunan IKN ini memang harus menjadi pilihan bagi masyarakat lokal,” ujarnya saat diwawancarai di Gedung Paripurna DPRD PPU pada Rabu (28/5/2025).
Ia menilai, tingginya standar kualifikasi yang ditetapkan IKN menjadi salah satu penyebab utama kurangnya serapan tenaga kerja dari masyarakat setempat. Hal ini membuat banyak warga lokal yang belum memenuhi standar tersebut menjadi tidak terserap.
“Kenapa menjadi kurang? Karena memang saya pikir IKN itu punya standar kualifikasi yang cukup tinggi,” lanjutnya.
Dirinya menegaskan bahwa ia tidak menyalahkan standar yang sudah ditetapkan tersebut. Menurutnya, pembangunan IKN memiliki target yang harus dikejar, sehingga kebutuhan tenaga kerja di IKN tidak bisa dipenuhi secara sembarangan.
Ia juga menambahkan, pemaksaan penggunaan tenaga kerja lokal yang tidak memenuhi syarat justru bisa kontraproduktif terhadap percepatan pembangunan yang dikejar oleh IKN.
“Enggak akan bisa kita memaksakan penyerapan kerja masyarakat lokal tapi kualifikasinya di bawah, nah sementara IKN punya target yang harus dikejar,” pungkasnya.
Dengan demikian, Bijak menyampaikan bahwa tantangan utama bukan sekadar pada kemauan semata, tetapi pada kesiapan sumber daya manusia lokal dalam memenuhi kebutuhan standar IKN yang tinggi dan selektif.(*lov/adv)